kadang kita gak perlu tau alasan mengapa kita berprilaku. Really? Esensinya hanya menjadi alasan pribadi yang sulit untuk diungkapkan. Bahkan kadang dimengerti. Jangan disangkut pautkan sama yang pnah gw tulis sebelumnya mengenai usaha untuk mengetahui alasan perilaku orang lain. Asumsi itu penting karena ada alasan buat kita untuk mengetahui, misalnya saja untuk mengefektifitaskan kom. antar pribadi kita.
Nah, akhir2 ini gw ngerasa malah lebih sulit untuk memahami diri sendiri. Dan ternyata ga selalu harus mengetahui alasan perilaku orang lain untuk bisa membuat efektiv kom.antar pribadi kita, salah satunya yang menurut gw harus dilakukan adalah bagaimana kita mengetahui dengan tepat *bukan dengan benar* apa yang orang lain persepsikan tentang kita.
Nah, curhat nih. Gw merasa terperangkap sama persepsi sendiri mengenai perspektif si dia ke gw. Yang akhirnya menyebakan gw merasa TOLOL abis! *jangan beralasan 'depends on' ya,van!*
Nah, usaha untuk mendapatkan meta-accuracy ini yang menjadikan sebuah hubungan menjadi rumit, ribet.
Jadi kalo kita mau meningkatkan hubungan antar pribadi kita dengan seseorang, selain alasan selera, latar belakang orang lain itu. Yang gak kalah pentingnya adalah Komitmen. komitmen untuk menjalani suatu hubungan antar pribadi mendekati [garis bawah] sempurna. Klo udah punya komitmen untuk itu, apapun diusahakan untuk dilakukan menuju hubungan bilateral yang indah *apa si?*. Hal2 yang bisa buat konflik dalam hubungan akan menjadi indah. Gw percaya itu! *konflik selalu membawa hikmah*
mari kita me-meta-kan diri kita di hadapan orang lain. *Warning : hati2 sesat dijalan*
Materi Kontemplasi
Saturday, October 18, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
-
-
Jatuh Cinta Berkali-kali9 years ago
-
PENGUMPULAN TUGAS PEMBUATAN BLOG11 years ago
-
Motivational Stuff: Life Lessons From Dad12 years ago
-
New Year…12 years ago
-
lingkaran integritas13 years ago
-
[sewaktu saya beres-beres kamar dini hari]15 years ago
0 komentar:
Post a Comment