Pernah merasa ditinggalkan waktu?
Ini pertanyaan yang ambigu. Jangan dulu dijawab
Kita putar dulu arah pembicaraan. Ok?
Baik. Begini…
Sepertinya, saya salah menafsirkan kata istirahat
Merasa salah, karena efek yang terjadi tidak sebagaimana mestinya
Lalu, bagaimana mestinya?
Semestinya, saya tak lagi haus dan terengah2 tiap kali melewati hari
Bahkan sebenarnya saya pun tak pernah istirahat
“Istirahat hanya akan membunuh otak”. kata saya
“Siapa yang sanggup untuk hidup jika otak saja tak punya ?”, Tanya saya sekaligus peneguhan
Ternyata kekeliruan saya terjawab setelah terus dan terus membuat pertanyaan.
Saya merasa di selamatkan oleh kata MENGAPA
Otak saya sudah lelah
Karena saya tak ingin dia Mati, maka saya perintahkan ia untuk terus berlari
Setidaknya itu cara memberi makan Otak saya
selain tambahan Protein yang di beri lewat asupan OMEGA 3
*Mahal sekali OMEGA 3 itu. Rp 120.000,- untuk 30 kali tengguk*
Lalu harus saya istirahatkan?
Baik.
Lalu apa yang terjadi?
Ia Hampir Mati.
Lalu saya rasa Istirahat bukan cara yang tepat.
Karena saya malah merasa berada di lingkaran setan
Saya merasa ada esensi yang hilang disini.
Saya tetap merasa haus dan terengah2 tiap kali melewati hari
Maka, balik lagi kepernyataan diatas.
Tak semestinya Istirahat masih membuat diri merasa haus dan terengah2
Oya, Otak! Ia pun tak bisa hidup sendiri.
Saya sudah meninggalkan jiwa, tanpa sepengetahuan saya.
Memberikanya energy dr Sumbernya.
Mungkin itu yang membuat saya merasa seperti MAYAT HIDUP.
Maka, inilah yang saya rasa. Saya merasa ditinggalkan oleh waktu.
Yang sedang saya pikirkan sekarang ialah
“Bagaimana saya harus mempertanggungjawabkan jiwa yang sudah diberikan ini pada pemilikNya?”
…
Perbedaan TKA dan Ujian Nasional! Wajib Tahu!
4 weeks ago
Gw pernah ditinggal waktu.. jalan2 sama temen2.. Jadi, waktu mau berangkat, gw ditinggal.. (bingung? sama..)
ReplyDeletetemplate lu asik! sumfah, ane zuzur..
oh ya, linKlinknya bagus. Nama gw paling atas. hohoho..
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete