Wednesday, October 05, 2011

Belum berakhir

Gw ada komplit dengan paket, bukan hanya berbentuk kotak yang dalamnya kosong.
Jangan berikan kondisi dimana gw harus menghapus beberapa memori, berat sekali.

Gw begitu mencintai hal yang pernah mampir di hidup gw.
Jadi begini... gw teramat senang melihat kembali apa yang pernah terjadi. Outside the circle of memories tentunya.

Tidak mendalami rasa dimasa lalu. Sudah tutup buku.
Tapi gw butuh memori itu untuk beristirahat, melihat dari luar lingkaran kejadian masa lalu.

Dan itulah hiburan gw dikala sedih atau merasa sendirian.
Tapi tidak ingin kembali ke masa lalu, seperti yang sudah gw jelaskan, itu sudah tutup buku.

Gw merasa sangat BODOH, saat mudah sekali percaya atas penilaian orang tentang diri gw. Khususnya orang2 yang berarti di hidup gw. Ntah sistem macam apa yang gw pake, gw akan dengan cepat bersikap untuk menjauhi orang2 yang berarti di hidup gw itu.
Agar tidak mudah merubah rencana2 yang sudah gw mimpi2kan. Alhasil, gak gitu banyak orang yang bisa mendalami diri gw.

Tidak memfilter, tapi semuanya terjadi begitu alami.
Siapa yang mengira gw dekat dengan beberapa sahabat hingga kini, sejak hampir 12 tahun lebih?
Semua itu terjadi begitu saja, inilah Jodoh.

Dari situ gw menyadari, memaksakan orang mengerti gw, mendalami gw, mencintai gw, itu sumber dari penderitaan.
Gw pernah mengalami keajaiban Tuhan yang memberikan beberapa sahabat yang setia mendengarkan berjuta2 mimpi2 gw tanpa lelah.
Yang jelas2 bilang mencintai gw dengan ucapan dan tindakan, TANPA GW MINTA.
Itulah materi rasa Syukur gw.

Kita terlalu fokus pada apa yang tidak kita miliki, dan membiarkan apa yang kita miliki terbengkalai layak bangkai.

Ya perjalanan gw belum berakhir.

Tuesday, October 04, 2011

Bantu saya untuk tidak PENSIUN DINI !

Teman yang terbilang dekat berkata, "Jangan lagi berkeluh kesah, Karena pria yang mendampingimu sekarang sungguh sangat manis".
Termasuk Bunda yang wanti2 diriku untuk tidak semena2 terhadap priaku yang terlihat penurut.

Tapi namanya juga manusia, dirinya pun seringkali membuat aku menangis.
Tapi apa percaya teman dan bunda kalau priaku bisa membuat aku menangis???
ujung2nya pasti menuduh semua terjadi sebab muasalanya karena gw juga.

Nasip muka antagonis!

Oh tuhan, Aku mencintainya, aku menjaga cinta ini kok.
Tapi kalau dirinya bertindak sebagai pelukis. Saya pun tak sanggup.

Percayalah kawan, bunda. dirinya lebih mendominasi.

Dirinya itu yang menentukan topik pembicaraan, bahkan bisa dengan satu kalimat menghentikan saya bercerita.
Dirinya lebih senang dengan inti, point.
Dan diriku terbiasa bercerita lengkap dengan kronologisnya.

Sebuah Inti-point pembicaraan yang dia minta saat gw sedang bercerita, itu terasa sangat KEJAM bagi gw.
Seperti ada bagian dari diri gw yang membosankan buatnya.

Harusnya ini menjadi materi buat dia memutuskan, bahwa gw ini membosankan loh!

Saat dirinya naro gelas minumannya di atas tanah, lalu gw ambil gelasnya untuk di taro di tempat yang lebih tinggi.
Dia bilang gw suka mengatur dirinya.
Lalu yang gw lakukan buat dia itu bentuk kedzoliman?

Harusnya ini menjadi materi buat dia memutuskan, Bahwa gw ini Tukang ikut campur!

Kalau untuk kebaikan gw, dominasinya itu gak ada yg salah. Benar? BENAR!
dan gw pun sedang melatih diri, USAHA, namanya juga mencintai hubungan ini.
Tapi saat dia berlaku sebaliknya, apa dia punya USAHA seperti apa yang gw lakukan sebagai bentuk cintanya pada hubungan kami?
Wong gelasnya saya simpan ke tempat yang aman, dia sinis sekali.

Saya tidak berhak atas hidupnya, tapi dirinya berhak atas hidup gw.
Dan seringnya gw berada pada kebingungan.
Disaat itulah gw mempertanyakan cintanya.
Diluar dari pernyataan cintanya yang pernah dia ucapkan.

Saat sedang mempertanyaannya, sayapun bertanya, dan jawabannya sudah tentu saya tau apa. DEFAULT seperti contekan anak SD tepatnya sih seperti bahasa pemrograman.
"ya!", "TIDAK!" > Seperti diriku ini mesin yang berjalan dengan perintah huruf Y dan N.
Gw memohon untuk dirinya agar lebih humanis, lalu muncul feedback dengan bertanya kembali "Jadi kamu maunya bagaimana?"

GREAT!!

Tapi dalam kondisi bingung, gw selalu ingat bagaimana dirinya memakaikan gw jaket.
Bagaimana dia berempati saat si LION mati.
Bagaimana dia terkejut dan panik saat gw pingsan.
Bagaimana dia membawa sebagian beban berat tas gw.
Bagaimana dia datang tiba2 membawa walls se baskom.

how sweet he is!

Cara gw mengalihkan kekesalan gw, ya dengan mengingat kenangan manis bersama dirinya. hihihi
Nah klo kenangan manisnya lama2 jadi sedikit, SAYA PENSIUN DINI YA,BANG!

Saturday, October 01, 2011

Pilih mana? disentil atau di jewer??

Making deal with people memang sulit, apalagi kalau terjadi benturan-benturan komunikasi.

Akan jadi rumit jika benturan tersebut terjadi dengan seseorang yang satu atap, ke ruang manapun pasti ketemu. Kalau gak dipaksa untuk berkomunikasi kok jadi ANEH. Karena pada konsidi seperti itu, berusaha DIAM merupakan usaha yang membutuhkan banyak energi. Apalagi kalo dasarnya emang gak bisa diem, seperti gw.

Kali ini, bagi gw, DIAM merupakan usaha yang begitu menyiksa. Berusaha untuk Menahan tawa, tangis dan berbagai emosi lainnya yang seringkali jadi penyulut PERTEMPURAN.

Dan kali ini pun, gw seperti tidak menemukan diri gw sendiri. Tau rasanya? sedih sekali. Apalagi kalau apa yang ada di diri ini di sangkal oleh orang yang melahirkan lo. Rasanya mau bersin gw nih *alergi*

Dulu waktu SD/SMP gw beranggapan, apa karena beliau yang melahirkan gw, beliau bebas mewarnai gw dengan koleksi cat warna miliknya.
Pernyataannya sih gak secanggih kalimat tadi, tapi intinya sama seperti apa yang gw pikirkan dulu.

Oke, simple, meminimalisir PERTEMPURAN(Seringnya COLDWAR) gw sebagai anaknya harus berdandan dengan warna-warna miliknya. Dan itu yang sepertinya ayah harapkan.
Tapi asa aneh, saat beliau tetap komplen. Seringnya sih gw di komplen. Dari situ sistem pertahanan gw meminta gw untuk STAY AWAY FROM HER. Dalam DIAM tentunya. Mengikuti cara JAWA KUNO, untuk menundukan kepala dan bilang NJEEEE..NJEEEE... saja.

Boong deeeeeeeng
Seringnya gw ke kamar, berdiam diri. Gw sudah lupa kapan terakhir kali si nyonya besar itu menanyakan kabar jiwa gw.

Beliau itu sangat coooool!

Mungkin karena gw menampilkan diri sebagai anak yang KUAT, jadi gak perlu bgitu di kasihani. hahaha

Rasa sangat iriiii saat ibu kawan bilang akan membebaskan anaknya menjadi apa yang dia suka, yang penting HAPPY.
aaah, kawanku itu punya banyak peluang mengambil berbagai macam warna yang ada di dunia ini dengan koridor kepercayaan sang Bunda. ENVY!!!

Lalu aku kapan HAPPYnya?, saat tetap memakai warna dunia tapi tidak di ridhoi Bunda. Atau diRidhoi bunda dengan memakai warna2 miliknya.

Kali ini Pernyataan "Ridho Orang Tua, Ridho Allah" sungguh membuat gw tertekan dan sesak nafas mendadak :((

  © Blogger template 'Morning Drink' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP