Sunday, June 29, 2008

how can i not love u, ben ?

@ Nostalgia 77,

Mereka Anggap Aku aneh

Sulit skali untuk menyadari kealamiahan skill yang dimiliki mayoritas kaum hawa yakni MULTI TASKING. 

Apalagi cara berfikir gw yang…ntahlah, gw sendiri ajah masiy bingung. Menganggap diri orang normal. Tapi, setiap kali denger cerita anak2, pasti kening gw mengkerut. Dan sebab mengkerutnya kening gw mengakibatkan mengkerutnya kening anak2. Mereka anggap aku aneh. 

Kata dini, gw itu cowo yang terperangkap di tubuh cewe. Ditambah lagi kuis2 di buku psikologi sex yang saat ini banyak di jual di pasaran mengenai perbedaan perempuan dan laki2 (kaya MEN from Mars, WOMEN from Venus, dll). Kalo menurut riset dari professor di luar sana, BBC tentang The Secret of Sex, gw memiliki hormone testosterone melebihi ambang normalnya wanita. Karena gw memiliki jari manis lebih panjang dari jari telunjuk. Dan fenomena itu hanya dimiliki oleh kaum adam. Dan diteguhkan lagi dari pernyataan zaki, setelah ngeliat desktop gw yang ber gambar Peta Indonesia. Aku cinta Peta. So what? Katanya “ Kok, cewe suka Peta? “.

Lalu ga sedikit yang shock kalo gw suka Black coffe. Kok ga latte? Ato cappuccino ?. nonono.. Harus gitu gw muntah untuk memaksakan diri meminum kopi yang menurut gw memiliki campuran yang buruk sekali (menurut gw lo!). Jadi inget Guru BP gw di SMA dulu, beliau ahli grafologi, setelah liat tanda tangan gw, satu kata… “Jiwa kamu sangat laki2, sayang..”
PADAHAL >> GW KAN CENGENG BANGET !! 
Please jangan meremehkan sisi kewanitaan gw..(Haiiyaaaa


Seminggu yang Luaaaar biasa...

  • Luar biasa beraaatnya nyuci Sprei and Anduk2 gw
  • Luar biasa susahnya Ndorong diri untuk memahami teknik analisa buat metode gw.
  • Luar biasa Capenya jadi co-Pilot Nyari Bedak dingin buat jerawatnya dini keliling bandung seharian walo cuma 2 hari, Rute beberapa toko Kimia Farma terbesar di Bandung - RS. Al ISlam - RS. Boromeus - Century. Telpon toko obat sana - sini, Hasilnya tetep ajah g ketemu. Ouuupsss...
  • Luar biasa borosnya nyoba makanan ini itu, * Timbel Komplit yang jadi rekomendasi > Ayam Goreng Fatmawati. Rp 26.000,- hehehe

_Hidup Hanya Urusan Menyambungkan aliran listrik diantara Sinaps Otak_

Thursday, June 12, 2008

Untuk Kamu cinta


Dya tiba2 duduk tepat di belakang kami, Menyendiri. Setelah beberapa saat lalu ia menutup telpon. Wajahnya tertunduk, lalu mencoba menatap lurus kedepan seakan mendengarkan, tetapi raut wajahnya tak bisa sembunyikan sesuatu yang sampai detik itu bergemuruh di hatinya. Tatapannya bercerita, aku bisa membaca cerita itu. Walau tak pernah tahu bagian demi bagiannya, tapi tema kesedihan seakan-akan menjadi headline di ceritanya. Ia luruskan kakinya, menyenderkan bahunya, seakan ingin memberitahukan dirinya bahwa, ”aku lelah, benar-benar lelah”. Bisikan itu sampai padaku. Aku kembali memeriksa bahwa dirinya baik-baik saja. Ternyata tidak, aku tahu itu, PASTI !. 

Sejenak ku senderkan pula bahuku di dekatnya, mencoba menatap matanya yang tertunduk. Aku bisa melihat alis matanya, bahkan lentik bulu matanya. Hanya itu. Tak bisa lagi, karena bola matanya malu untuk terlihat untuk ku. Tiba2 ia seakan berbisik, mengeluarkan suaranya, dan bibirnya bergerak sekedar berkata bahwa ayahnya ingin melihat wajahnya. Aku semakin sok tahu menebak sebagian cerita hidupnya . ”Ayo ke kamar!”, 


Di dipan pendek itu kami memulai bertukar simbol, simbol yang sebenarnya tak ingin ku terima, karena akibat yang pasti tak ingin ku lihat. Karena aku sayang padanya. Sayang untuk tidak melihatnya dalam keadaan seperti itu. Kata demi kata ia ungkapkan bagian cerita yang sampai saat itu aku tak pernah tahu. Bagian cerita yang tak pernah ku sentuh. Ia seorang yang cukup pintar untuk menyembunyikan semuanya, semua, hingga aku pun tak pernah berfikir untuk peduli. Tapi saat itu, air mataku pun tak sanggup untuk ku simpan. Ia membuatku juga tak bisa berfikir. Keadaan ayahnya yang tak bisa ku mengerti bahkan ia mengerti. Keadaan ayahnya yang sulit untuk difahami, bagiku juga ia. Rahasia Allah, yuri. Rencana Allah, yuri. Tak bisa kubayangkan seorang Ayah yang tak pernah tahu keberadaan anaknya walau ia berada di sisinya. 

---

Aku pernah sekali bertemu dan menyapa Ayahnya, tak sekurus setelah ku melihatnnya terbaring, tak berdaya. Dya tetap tersenyum pada kami, menyilahkan kami untuk memasuki ruang sebesar 4 X 4 meter. Ruang yang cukup nyaman, mungkin sudah ribuan doa tersimpan dalam ruang tersebut. Doa itu yang kuyakini membuat ruangan kecil itu menyamankan diri Ayahnya. Kami memulai menundukkan kepala, melengkapi doa-doa sebelumnya. Setidaknya akan membuat ruangan itu tempat istirahat yang paling nyaman di dunia. [hanya itu yang bisa kami lakukan, yuri]. Sang bunda berdiri di pojok kamar, Dya melingkarkan tangannya ke bahu ibunda. Kami tak tahu jelas apa yang terjadi selanjutnya. Yang aku tahu pasti, Dya sesekali menyeka air mata Ibunda. Ntah untuk siapa. Seakan menunjukan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dya lagi-lagi menyimpan suara hati nya itu sendiri. Aku tahu PASTI itu. 

--- 

Beberapa waktu..

Pesan singkat itu kubaca. Akhirnya telah datang. Aku hanya bisa menyebut nama pemilik jiwa, dan berkata ”Innalillahi wa inna ilahi rojiun”. Apalagi yang bisa kuperbuat untunya selain kata indah itu. Janji yang akhirnya Allah tepati. 


--- 

”Smoga Allah memberi tempat yang lebih nyaman dari ruangan kecil itu di dunia, karena Ayah berada di sisi DZAT pemilik jiwa, Ia yang menyimpan doa-doa itu selama ini.”



  © Blogger template 'Morning Drink' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP